Kamis, 02 Juli 2015

Aku Dan Janji

Jika aku diberi kesempatan untuk berubah wujud? Aku tidak ingin menjadi apa-apa. Yang aku mau adalah mampu membaca pikiran setiap manusia. Kenapa? Karena aku penasaran dengan 'janji.'

Aku, dia, dan mereka menyebutnya janji, kala mulut terbuka dan mengucapkan suatu perkara. Berusaha meyakinkan lawan bicara dan lahirlah apa itu janji. Jika manusia paham janji adalah hutang? Maka aku ingin jadi hakim dan membuka pengadilan atas nama janji, menghakimi para pendusta yang mendustakan janji.

Janji mungkin dianggap remeh, bahkan dianggap 'cuma', tapi, tahukah kamu? Jika wanita paling hobby mengkonsumsi janji. Mulai dari janji hambar, pahit dan janji manis. Semua ditelan mentah-mentah oleh para wanita. Pun lelaki juga ada yang suka menelan janji.

Ini bukan pertanda kami makhluk dungu dan bodoh. Bukan. Menelan sebuah janji adalah cara wanita juga membahagiakan diri, setidaknya wanita punya yang dinamakan 'harapan.' Tapi tidak sedikit lelaki justru malah menghancurkan harapan itu dengan mendustakan janji. Pun dengan wanita yang suka mengobral janji. Kelihatan sepele, tapi dampak dari sebuah janji adalah sakit hati.

Sebelum yakin dan tahu. Sebaiknya ucapkan Insya Allah. Agar para 'pengharap janji' bisa jaga hati dan tahu diri. Jangan pernah bilang 'janji' dan 'pasti' karena kamu tidak tahu apa yang akan terjadi satu detik yang akan datang.

Taoyuan, 02 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar