Sabtu, 28 Februari 2015

Sujud Yang Beda

Dalam butiran bening air mata aku bertahan
Menanti seikat keajaiban
Ya Robbi
Di mana letak salah itu
Do'a ku tanpa jeda, sujud ku tanpa kata

Aku membisu menggenggam cinta tanpa restu
Mencengkeram cinta tapi salah
Salah tempat berlabuh
Tangkai rindu ku mengakar dalam jiwa
Aku merangkak mencari restu, restu Mu ya Robb

Aku tak kan berhenti meminta
Walau sampai airmata ku membeku
Sampai tasbih rinduku menjadi abu
Restu ajaibMu tetap kunanti

Taoyuan, 28 Februari 2015

Sahabat

Kau adalah serpihan bingkai dalam duniaku
Menyimpan sejuta memori bersamamu
Mengubur rindu atas dustamu
Seakan debu tertiup bayu di padang tandu murninya

Kau percikan nila dalam  susu kasturi
Menikam persahabatan yang telah kita rajut
Aku merindukan kebersamaan dulu
Di mana kita bersama melukis di atas kanvas dunia
Bersama mengusap air mata di perut bumi

Kuncup dustamu telah mengakar dalam jiwaku
Menumbuhkan mantra kebencian bersanding air mata
Aku rindu sahabatku ...
Rindu kamu yang dulu
Walau tangis air mata ini menjadi abu
Engkau tetap sahabatku

Meski kau sempat tancapkan duri dalam jiwa
Yang mampu membelah rasa, membuatku merangkak dalam dusta
Rindu ini tetap ada untukmu.

Taoyuan, 28 Februari 2015