Minggu, 13 Januari 2019

Pengayom Sastra Lampung

Para penggiat sastra di Indonesia, khususnya di Lampung pasti tak asing lagi dengan julukan Bapak Pengayom Sastra Lampung satu ini. Beliau adalah Isbedy Stiawan ZS, penyair asli asal Lampung. Bapak enam anak ini lahir di Tanjung Karang, Bandar Lampung, 05 Juni 1958. Sejak SMP, tepatnya pada tahun 1975 Isbedy Stiawan ZS mulai tertarik pada dunia sastra, hingga saat ini tak pernah lelah dan mundur untuk menyastrakan dunia lewat pena.
Pertama kali karya sastranya dimuat di Swadesi Lampung pada 1979. Isbedy Stiawan ZS dikenal sebagai sastrawan yang ramah, mudah bergaul dan selalu aktif. Sosok yang pekerja keras dan selalu berusaha menghidupkan kesastraan di Lampung, maka tak heran jika dijuluki Pengayom Sastra Lampung. Selain juga sering diundang di berbagai acara sastra dalam negeri, Isbedy juga pernah diundang di berbagai acara di negara lain, Malaysia , Pertemuan Sastra Nusantara di Johor Bahru dan Kedah. Lalu Dialog Utara di Thailand. Karya-karya Isbedy berupa cerpen, puisi, sajak, dan prosa. Lebih dari 15 buku puisi, prosa dan kumpulan cerpen telah diterbitkan, baik oleh penerbit indie maupun penerbit besar, seperti Gramedia, Grasindo, Bentang dan lain-lain. "Ketika dua cucu saya lahir dan berhenti sebagai wartawan, semangatku untuk menulis justru tidak terbendung. Saya tidak menunggu datangnya inspirasi, tetapi justru terus mencari inspirasi dan menciptakan momen-momen puitik,” ujarnya.

Di era 80-an Isbedy Stiawan ZS bersama teman sastra seangkatannya menjadi penanda dimulainya sastra modern di Lampung. Namun, kini hanya beliau yang jadi satu-satunya penyair generasi 80-an yang terus berkarya baik puisi atau prosa di Lampung. Dikarenakan kekonsistensinya dan totalitas dalam berkarya, tak heran lagi jika Paus Sastra Indonesia, H.B Jassin menjulukinya sebagai Paus Sastra Lampung. Isbedy Stiawan ZS pernah berkata, "Bersastra itu pilihan luar biasa. Di kala orang tertidur, kita malah khusyu berkarya. Sastra pada akhirnya memang proses sepanjang hidup." Di kalangan sastrawan di Lampung, Isbedy terkenal sebagai sosok yang keras pendirian. Tidak segan-segan Isbedy akan mengkritik kebijakan walikota atau gubernur yang dianggapnya bertentangan dengan kepentingan rakyat. Namun, meski demikian, gubernur Lampung 2004-2008, 2009-2014  Sjachroedin Z.P justru memberi hormat kepadanya.

Berkat keuletannya juga, banyak penyair muda dari Lampung yang terinspirasi, sehingga dunia sastra di Lampung sekarang ini berkembang pesat. Bahkan Lampung kini dikenal sebagai Negeri Para Penyair. Semua ini berkat para sastrawan Lampung, terutama Isbedy Stiawan ZS yang selalu tak lelah menggeliatkan sastra di Lampung. Seperti halnya jiwa para sastrawan, Isbedy pun tak mau berkarya dan sukses seorang diri. Beliau juga ingin Lampung tetap berjaya dalam dunia sastra. Mungkin tidak mudah, namun Isbedy percaya, jika dengan tekad, niat dan keuletan maka semua akan menuai hasil. Isbedy pun berharap gelar Negeri Para Penyair akan tetap bertahan untuk Lampung dan akan terus tumbuh para tunas-tunas sastra baik di Lampung sendiri maupun di seluruh kota di Indonesia.

Taiwan, 14 Januari 2019