Minggu, 12 April 2015

Adil Yang Bagaimana

Salah jalan, atau salah kata. Kadang seribu pertanyaan itu menjejak otakku, menuntut jawaban atas sebuah tanya tanpa jawab. Kala lidah terasa kelu, bibir kaku dan suara membisu. Diam.

Tidak ada yang salah dalam perjalanan, tidak ada yang salah dalam kehidupan, baik dan buruk semua adalah skenario. Tidak ada nama kebetulan dalam kamus hidup saya. Karena saya yakin, semua yang terjadi atas kehendakNya.

"Adilkah ini?"

Otak kananku selalu menjawab
"Ya, inilah keadilan."

Otak kiriku memprotes mentah-mentah, menunjukkan rasa tidak suka itu. Karena dia beranggap, ini bukan keadilan.
Hidupku bahagia, setelah aku berusaha memaafkan masa lalu, berdamai dengan masa lalu.

Ada kalanya, kita harus berterimakasih pada masa lalu, tanpa masa lalu, masa depan tidak akan tercipta. Perlahan tapi pasti lupakan, walaupun sakit itu menyayat hati kita. Lalu indahkan hidupmu, hormati diri kita dan lanjutkan hidup. Kecewa dan terluka dalam kehidupan adalah fitrah. Manusia tidak dapat disimpulkan hidup, kalau dia tidak merasakan susah, senang, suka dan duka. Karena itu semua adalah bukti bahwa kita masih hidup.

"Adil yang bagaimana ini? Apakah dengan aku disakiti tiap orang yang aku sayangi? Di situ peran kata 'adil' berfungsi?"

Ini adalah satu pertanyaan yang lahir dari hatiku selama ini, mencekik hebat jiwaku, dan memaksa aku untuk memberikan jawab yang nyata.

Ketika aku disakiti, ketika aku dikhianati, ketika cinta terbalas luka dan ketika setiaku berakhir dusta?
Aku pernah menangis, pernah galau dan pernah juga dua hari dua malam tidak makan karena dikhianati, dengan garis bawah, aku sakit hati. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, melanjutkan hidup pun serasa enggan. Tapi semua tidak boleh berlarut lama, aku bukan gadis cengeng, yang harus meraung-raung, mengemis cinta untuk kembali. Tidak. Itu bukan aku.

Berangkat dengan airmata, aku lanjutkan hidup, kuikuti semua organisasi, perkumpulan dan berbaur dengan orang-orang yang berprestasi. Berangkat dengan kecewa, berangkat dengan luka, aku menemukan aku siapa. Aku menemukan arahku ke mana. Dan aku menemui dunia baru. Lambat tapi pasti, luka dan duka terobati, mengering dan sembuh.

Berjuang merangkak menuju lebih baik, melupakan semua masa lalu, buang apa yang tidak penting, karena hidup ini singkat untuk memikirkan ketidak pentingnya sesuatu itu. Bentangkan sayap kebahagiaan, hentakkan kaki dan melangkahlah.....!!

Sambut harimu dengan senyum, apapun yang terjadi hari ini? Inilah kenyataan hidup. Jangan hindari, jangan takuti. Hadapi dan kalahkan. Berjuang untuk kebahagiaan hati dan berjuang mempertahankan arti hidupmu.

Berhenti sesali masa lalu. Diam.
Hidup ini milik kita dan kita berhak bahagia. Masa lalu? Lewat.

Taoyuan, 13 April 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar