Selasa, 23 Januari 2018

HARAP

Tak perlu lagi aku bertanya
Pada mendung yang hitam
Langit yang menjulang terang
Atau pada petang

Harap yang pernah aku jalani
Rindu yang pernah mematri
Kini hilang
Memuai oleh panasnya ego yang datang
Dan aku?
Kau buang

Aku pernah menangis memunguti rindu yang menipis
Aku pernah tertawa menjadikanku gila oleh rasa
Namun aku sadar
Jika rindu memang selalu ingkar

Kau ajarkan aku berharap
Kau ulurkan tangan membawaku menyambut masa depan
Tapi kau buang aku yang sudah berharap
Lalu hilang bak senja yang ditelan kegelapan

Kini aku sendirian
Aku tenggelam dalam harapan

Taoyuan, 23 Januari 2018

14 komentar:

  1. asyik euy, diksinya keren.. baca sambil minum kopi tubruk lebih mantep nih

    BalasHapus
  2. aku tahu hanya kesedihan yang kan kudapati,
    bila berharap pada manusia fana,
    tapi, hah... dasar makhluk ciptaan-Nya,
    tetap saja ingkar pada tali-Nya.

    keren kak... ^_^

    BalasHapus
  3. Keren kak...
    Kapan ya bisa buat begituan? 😖

    BalasHapus
  4. Puisinya indah..semoga saya juga bisa membuat puisi seindah ini

    BalasHapus
  5. Harap itu sempat hilang di telan kegelapan. Namun, kemabali datang di kala mentari mulai menyinari bumi
    😂😂

    BalasHapus
  6. Bikin puisi itu, yang paling susah nyari kata-kata yang pas biar tetep berima.
    Disini kok bisa aja gitu nyari padanan kata yang klop.
    Kece bingit! 👍👍👍

    BalasHapus
  7. ayo gabung sini biar dapet penghasilan lebih KLIK KLIK KLIK

    BalasHapus