Kau adalah serpihan bingkai dalam duniaku
Menyimpan sejuta memori bersamamu
Mengubur rindu atas dustamu
Seakan debu tertiup bayu di padang tandu murninya
Kau percikan nila dalam susu kasturi
Menikam persahabatan yang telah kita rajut
Aku merindukan kebersamaan dulu
Di mana kita bersama melukis di atas kanvas dunia
Bersama mengusap air mata di perut bumi
Kuncup dustamu telah mengakar dalam jiwaku
Menumbuhkan mantra kebencian bersanding air mata
Aku rindu sahabatku ...
Rindu kamu yang dulu
Walau tangis air mata ini menjadi abu
Engkau tetap sahabatku
Meski kau sempat tancapkan duri dalam jiwa
Yang mampu membelah rasa, membuatku merangkak dalam dusta
Rindu ini tetap ada untukmu.
Taoyuan, 28 Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar